Aku Mencintaimu Dalam Diam :)
Sesungguhnya
yang mendatangkan rasa cinta ini, yang mendatangkan rasa kagum ini,
yang memekarkan hati ini adalah dari-Nya. Sungguh aku hanya bisa
menerimanya. Aku hanya bisa pasrah tertegun tak bisa mengelak atas
perasaan ini padamu.
Tertegun dalam keindahan akhlakmu. Tertegun dalam manisnya lisanmu. Tertegun dalam tenangnya pandanganmu. Dan tertegun pula dalam kesejukan nasehatmu. Semua begitu sempurna, sungguh sempurna. Sesempurna sesuai firman-Nya.
Aku yang mengagumimu dalam diam. Utuh tak tersentuh. Seperti mentari yang menyapa bunga-bunga bermekaran. Tak pernah menyentuh namun cintanya terasa bagi kuntum-kuntum bunga yang sedang bermekaran itu.
Karena aku mengagumi maka izinkan aku tak mengusik khusyunya ibadahmu. Tak mengapa aku tak bertegur sapa denganmu. Cukuplah bagiku menyapamu dalam doa-doaku. Cukuplah bagiku tersenyum lezat melihatmu bahagia. Cukuplah bagiku menyebut namamu dalam hamparan sajadahku.
Aku yang tersentuh akhlak muliamu, aku yang terkagum lekat dalam sikapmu, mencintaimu dalam diam mungkin lebih baik bagi diriku dan dirimu. Lebih mulia bagi perasaanku dan perasanmu. Lebih menjaga kehormatanmu. Lebih menjaga kemuliaanmu. Maka izinkan aku mencintaimu dalam keikhlasan karena aku tak pernah tau apakah engkau yang tercatat dalam lauful mahfudz untukku?
Karena aku tak pernah tau adakah balasan darimu untukku. Biarlah kuasa Allah yang menggerakan hatimu untukku.
Aku yang mencintaimu dari kejauhan. Walaupun sungguh aku merasa sangat dekat denganmu.
Biarlah aku dekap rapat perasaanku ini. Biarlah aku tutup rapat hingga Allah mengizinkan pertemuan kita. Namun jika memang engkau bukan tercatat untukku. Jika memang engkau hanya hiasan duniaku yang sementara, sungguh aku yakin Allah akan menghapus cinta dalam diamku padamu. Allah akan menghilangkan perasaanku untukmu. Dia akan memberikan rasa yang lebih indah pada orang yang paling tepat. Begitulah kuasa-Nya. Begitulah Dzat yang membolak-balika n hati hamba-Nya.
“Ketika aku tak lagi terkagum denganmu, maka pahamilah jejakku.. Karena mungkin, aku pernah menulis tentangmu dan meyapa namamu dalam tiap untaian doaku” :| :)
Tertegun dalam keindahan akhlakmu. Tertegun dalam manisnya lisanmu. Tertegun dalam tenangnya pandanganmu. Dan tertegun pula dalam kesejukan nasehatmu. Semua begitu sempurna, sungguh sempurna. Sesempurna sesuai firman-Nya.
Aku yang mengagumimu dalam diam. Utuh tak tersentuh. Seperti mentari yang menyapa bunga-bunga bermekaran. Tak pernah menyentuh namun cintanya terasa bagi kuntum-kuntum bunga yang sedang bermekaran itu.
Karena aku mengagumi maka izinkan aku tak mengusik khusyunya ibadahmu. Tak mengapa aku tak bertegur sapa denganmu. Cukuplah bagiku menyapamu dalam doa-doaku. Cukuplah bagiku tersenyum lezat melihatmu bahagia. Cukuplah bagiku menyebut namamu dalam hamparan sajadahku.
Aku yang tersentuh akhlak muliamu, aku yang terkagum lekat dalam sikapmu, mencintaimu dalam diam mungkin lebih baik bagi diriku dan dirimu. Lebih mulia bagi perasaanku dan perasanmu. Lebih menjaga kehormatanmu. Lebih menjaga kemuliaanmu. Maka izinkan aku mencintaimu dalam keikhlasan karena aku tak pernah tau apakah engkau yang tercatat dalam lauful mahfudz untukku?
Karena aku tak pernah tau adakah balasan darimu untukku. Biarlah kuasa Allah yang menggerakan hatimu untukku.
Aku yang mencintaimu dari kejauhan. Walaupun sungguh aku merasa sangat dekat denganmu.
Biarlah aku dekap rapat perasaanku ini. Biarlah aku tutup rapat hingga Allah mengizinkan pertemuan kita. Namun jika memang engkau bukan tercatat untukku. Jika memang engkau hanya hiasan duniaku yang sementara, sungguh aku yakin Allah akan menghapus cinta dalam diamku padamu. Allah akan menghilangkan perasaanku untukmu. Dia akan memberikan rasa yang lebih indah pada orang yang paling tepat. Begitulah kuasa-Nya. Begitulah Dzat yang membolak-balika n hati hamba-Nya.
“Ketika aku tak lagi terkagum denganmu, maka pahamilah jejakku.. Karena mungkin, aku pernah menulis tentangmu dan meyapa namamu dalam tiap untaian doaku” :| :)
Syaidina Nurfi